Kamis, 17 Oktober 2013

EYD

            Ejaan penting sekali artinya dalam kaitannya dengan penggunaan bahasa Indonesia. Dalam tulis-menulis orang tidak hanya dituntut untuk dapat menyusun kalimat dengan baik, memilih kata yang tepat, melainkan juga mengeja kata-kata dan kalimat tersebut sesuai dengan ejaan yang berlaku. Dalam surat-surat pribadi dan kalimat catatan harian misalnya, ketaatan dalam EYD tidak mutlak. Dalam karangan ilmiah, dalam makalah dan dalam surat-surat perjanjian, kaidah ejaan harus betul-betul ditaati. Penulisan huruf kapital digunakan untuk mengawali kalimat yang baru. Di samping itu huruf kapital juga digunakan sebagai huruf awal pada nama diri. Ucapan langsung juga diawali dengan huruf kapital. Huruf tebal dan huruf miring untuk menulis nama lembaga, judul buku atau karangan kata-katanya harus diawali dengan huruf kapital. Kecuali yang berupa kata tugas. Berbeda dengan nama lembaga, judul buku atau nama majalah, harus ditulis dengan huruf tebal. Apabila ditulis dengan tangan kata-kata yang merupakan judul buku ini harus diberi garis bawah. Dalam menulis kata-kata sesuai dengan Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan perlu diperhatikan penulisan kata atau partikel yang dirangkaikan dan yang tidak dirangkaikan. Ada kata atau awalan yang harus ditulis serangkai, yaitu adi- misalnya padan adidaya, adikuasa, adimarga, adibusana.  Penulisan bilangan ada yang harus ditulis dengan angka, ada yang harus ditulis dengan huruf. Bilangan yang menunjukan tahun, jam, tanggal, nomor rumah, harus ditulis dengan angka. Begitu juga bilangan yang digunakan untuk memberi nomer bab, subbab, atau bagian-bagian dari subbab. Sedangkan yang terakhir adalah tanda baca. Ada bermacam-macam tanda baca, seperti titik(.), koma(,), titik koma(;), titik dua(:) dan kutip (“...”)

Sumber :
Wahyu, Tri.2006.Bahasa Indonesia. Jakarta:Gunadarma.

Selasa, 08 Oktober 2013

Tanda Baca

Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan fonem (suara) atau kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi suatu tulisan dan juga intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan. Antara lain, tanda titik digunakan sesudah nomor bab atau subbab atau bagian dari subbab. Koma digunakan untuk menandai adanya jeda atau kesenyapan antara dalam suatu kalimat. Tanda titik koma digunakan untuk memisahkan bagian kalimat yang sejenis dan setara. Tanda titik dua dipakai akhir suatu pernyataan yang lengkap dan diikuti oleh rangkaian atau perincian. Tanda petik dalam petikan langsung tidak dicetak dengan huruf miring, melainkan tetap dicetak dengan suatu majalah pun tanda petik itu tetap digunakan. Tanda hubung digunakan untuk menghubungkan kata-kata yang diulang seperti meja-meja, berjalan-jalan, buah-buahan. Tanda hubungan digunakan apabila huruf-huruf dirangkaikan dengan bilangan, huruf kecil, atau huruf kecil yang dirangkaikan dengan huruf kapital.

Sumber :                               
Wahyu, Tri.2006. Bahasa Indonesia. Jakarta:Gunadarma.

Rabu, 02 Oktober 2013

Ragam bahasa

Ragam bahasa dibagi berdasarkan  media pengantarnya atau sarananya yaitu, ragam lisan bahasa yang diujarkan oleh pemakai bahasa. Kita dapat menemukan ragam lisan yang standar, misalnya pada saat orang berpidato atau memberi sambutan, dalam situasi perkuliahan, ceramah dan ragam lisan yang nonstandard, misalnya dalam percakapan antar teman, di pasar, atau dalam kesempatan non formal lainnya. Ragam tulis bahasa yang ditulis atau yang tercetak. Ragam tulis yang standar kita temukan dalam buku-buku pelajaran, teks, majalah, surat kabar, poster, iklan. Kita juga dapat menemukan ragam tulis nonstandar dalam majalah remaja, iklan, atau poster. Berdasarkan situasi dan pemakaian ragam bahasa baku lisan didukung oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelepasan kalimat. Pembicaraan lisan dalam formal berbeda tuntutan kaidah kebakuannya dengan pembicaraan lisan dalam situasi tidak formal atau santai.

Sumber :
Wahyu, Tri.2006.Bahasa Indonesia. Jakarta:Gunadarma.