TEORI
ORGANISASI UMUM 1
Kelas 2KA20
Disusun
Oleh :
Brian
Rotama Putra 11111538
Emilia
Regar 12111425
Mohamad
Dimas Sandi Kusum 14111554
Novian
Rizki Aditya 15111240
Putri
Afrilia 15111630
Romi
Yulianto 16111439
Yanuar
Kurniawan 17111490
Universitas
Gunadarma
2012
TEORI KONFLIK
Teori konflik adalah teori yang
memandang bahwa perubahan sosial tidak terjadi melalui proses penyesuaian
nilai-nilai yang membawa perubahan, tetapi terjadi akibat adanya konflik yang
menghasilkan kompromi-kompromi yang berbeda dengan kondisi semula.Teori ini
didasarkan pada pemilikan sarana-sarana produksi sebagai unsur pokok pemisahan
kelas dalam masyarakat.
Teori konflik muncul sebagai reaksi
dari munculnya teori struktural fungsional. Pemikiran yang paling berpengaruh
atau menjadi dasar dari teori konflik ini adalah pemikiran Karl Marx. Pada
tahun 1950-an dan 1960-an, teori konflik mulai merebak. Teori konflik
menyediakan alternatif terhadap teori struktural fungsional.
Ada beberapa asumsi dasar dari
teori konflik ini. Teori konflik merupakan anonim dari teori struktural
fungsional, dimana teori struktural fungsional sangat mengedepankan keteraturan
dalam masyarakat. Teori konflik melihat pertikaian dan konflik dalam sistem
sosial. Teori konflik melihat bahwa di dalam masyarakat tidak akan selamanya
berada pada keteraturan. Buktinya dalam masyarakat manapun pasti pernah
mengalami konflik-konflik atau ketegangan-ketegangan. Kemudian teori konflik
juga melihat adanya dominasi, koersi, dan kekuasaan dalam masyarakat. Teori
konflik juga membicarakan mengenai otoritas yang berbeda-beda. Otoritas yang
berbeda-beda ini menghasilkan superordinasi dan subordinasi. Perbedaan antara
superordinasi dan subordinasi dapat menimbulkan konflik karena adanya perbedaan
kepentingan.
Teori konflik juga mengatakan bahwa konflik itu perlu agar
terciptanya perubahan sosial. Ketika struktural fungsional mengatakan bahwa
perubahan sosial dalam masyarakat itu selalu terjadi pada titik ekulibrium,
teori konflik melihat perubahan sosial disebabkan karena adanya konflik-konflik
kepentingan. Namun pada suatu titik tertentu, masyarakat mampu mencapai sebuah
kesepakatan bersama. Di dalam konflik, selalu ada negosiasi-negosiasi yang
dilakukan sehingga terciptalah suatu konsensus.
Menurut teori konflik, masyarakat
disatukan dengan “paksaan”. Maksudnya, keteraturan yang terjadi di masyarakat
sebenarnya karena adanya paksaan (koersi). Oleh karena itu, teori konflik lekat
hubungannya dengan dominasi, koersi, dan power. Terdapat dua tokoh sosiologi
modern yang berorientasi serta menjadi dasar pemikiran pada teori konflik,
yaitu Lewis A. Coser dan Ralf Dahrendorf.
PENGERTIAN KONFLIK
Konflik berasal dari kata kerja
Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik
diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga
kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan
menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Konflik dilatarbelakangi oleh
perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi.
perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik,
kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan
dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan
situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang
tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat
lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu
sendiri.
Konflik bertentangan dengan integrasi.
Konflik dan Integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik
yang terkontrol akan menghasilkan integrasi. sebaliknya, integrasi yang tidak
sempurna dapat menciptakan konflik.
Menurut James A.F. Stoner dan
Charles Wankel dikenal ada lima jenis konflik yaitu konflik intrapersonal,
konflik interpersonal, konflik antar individu dan kelompok, konflik antar
kelompok dan konflik antar organisasi.
1. Konflik Intrapersonal
Konflik intrapersonal adalah
konflik seseorang dengan dirinya sendiri. Konflik terjadi bila pada waktu yang
sama seseorang memiliki dua keinginan yang tidak mungkin dipenuhi sekaligus.
Sebagaimana diketahui bahwa dalam diri seseorang itu biasanya terdapat hal-hal
sebagai berikut:
- Sejumlah kebutuhan-kebutuhan dan peranan-peranan yang bersaing
- Beraneka macam cara yang berbeda yang mendorong peranan-peranan dan kebutuhan-kebutuhan itu terlahirkan.
- Banyaknya bentuk halangan-halangan yang bisa terjadi di antara dorongan dan tujuan
- Terdapatnya baik aspek yang positif maupun negatif yang menghalangi tujuantujuan yang diinginkan.
- Konflik pendekatan-pendekatan (Approach-approach Conflict), contohnya orang yang dihadapkan pada dua pilihan yang sama-sama menarik.
- Konflik pendekatan – penghindaran (Approach-avoidance Conflict), contohnya orang yang dihadapkan pada dua pilihan yang sama menyulitkan.
- Konflik penghindaran-penghindaran (Avoidance-avoidance Conflict), contohnya orang yang dihadapkan pada satu hal yang mempunyai nilai positif dan negatif sekaligus.
Konflik Interpersonal adalah
pertentangan antar seseorang dengan orang lain karena pertentengan kepentingan
atau keinginan. Hal ini sering terjadi antara dua orang yang berbeda status,
jabatan, bidang kerja dan lain-lain. Konflik interpersonal ini merupakan suatu
dinamika yang amat penting dalam perilaku organisasi. Karena konflik semacam
ini akan melibatkan beberapa peranan dari beberapa anggota organisasi yang
tidak bisa tidak akan mempngaruhi proses pencapaian tujuan organisasi tersebut.
3. Konflik antar individu-individu dan kelompok-kelompok
Hal ini seringkali berhubungan
dengan cara individu menghadapi tekanan-tekanan untuk mencapai konformitas,
yang ditekankan kepada mereka oleh kelompok kerja mereka. Sebagai contoh dapat
dikatakan bahwa seseorang individu dapat dihukum oleh kelompok kerjanya karena
ia tidak dapat mencapai norma-norma produktivitas kelompok dimana ia berada.
4. Konflik interorganisasi
Konflik intergrup merupakan hal
yang tidak asing lagi bagi organisasi manapun, dan konflik ini meyebabkan
sulitnya koordinasi dan integrasi dari kegiatan yang berkaitan dengan
tugas-tugas dan pekerjaan. Dalam setiap kasus, hubungan integrup harus dimanage
sebaik mungkin untuk mempertahankan kolaborasi dan menghindari semua
konsekuensidisfungsional dari setiap konflik yang mungkin timbul.
CONTOH KONFLIK DALAM ORGANISASI
- Approach-approach Conflict
- Avoidance-avoidance Conflict
- Approach-avoidance Conflict
2. Konflik Interpersonal
3. Konflik antara Individu dengan Kelompok
Pada tahun 2011 terjadi konflik di
tubuh partai demokrat, dimana Nazaruddin menjadi tersangka setelah kasus
korupsi yang dilakukannya bersama dengan oknum lainnya. Hal ini menjadi konflik
internal di dalam partai demokrat.
Terlihat bahwa pada awalnya para
anggota dari partai ini sangat mendukung, mensupport, dan membela Nazaruddin
saat kasus ini belum terkuak ke depan publik dan belum ada ketetapan sah dari
hukum yang menjadikannya tersangka. Namun pada saat Nazaruddin ditetapkan
sebagai tersangka dan kemudian membeberkan beberapa fakta yang menjadi aib bagi
demokrat para rekan yang dulu membelanya berbalik menghina, mencaci, dan
memusuhinya.
4. Konflik Interorganisasi
Pada pertengahan 2009 lalu, isu
ketegangan antara negara Indonesia dengan Malaysia terjadi dikarenakan tari
pendet yang asli dari pulau dewata bali dijadikan salah satu ikon Malaysia
dalam iklan resmi pariwisata nasional Bangsa tersebut. Lagi-lagi Malaysia
memancing kemarahan warga Indonesia yang pada waktu itu beberapa seniman di
bali hingga salah satu pelestari tari pendet menyatakan menolak klaim Malaysia
tersebut.
Ketegangan sejak akhir 2006 hingga
awal 2010, terkait dengan seni dan budaya Indonesia yang diklaim oleh Malaysia.
Menurut catatan penulis ada beberapa bahkan terkait dengan kesejarahan nasional
Indonesia. Naskah Kuno dari Riau, Sumatera Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi
Tenggara yang diklaim bahkan sudah berada di museum-museum Malaysia.
Lalu beberapa lagu daerah asli dari
Indonesia seperti Lagu Rasa Sayang-sayange dari Maluku, Lagu Soleram dari Riau,
Lagu Injit-injit Semut, Lagu Kakak Tua dari Maluku, Lagu anak kambing saya dari
Nusa Tenggara Barat yang diklaim menjadi Lagu Daerah dari Malaysia. Dan masih
banyak jenis seni dan budaya y
PENYELESAIAN KONFLIK
A. Menghindar
Menghindari konflik dapat dilakukan
jika isu atau masalah yang memicu konflik tidak terlalu penting atau jika
potensi konfrontasinya tidak seimbang dengan akibat yang akan ditimbulkannya.
Penghindaran merupakan strategi yang memungkinkan pihak-pihak yang berkonfrontasi
untuk menenangkan diri. Manajer perawat yang terlibat didalam konflik dapat
menepiskan isu dengan mengatakan “Biarlah kedua pihak mengambil waktu untuk
memikirkan hal ini dan menentukan tanggal untuk melakukan diskusi.
B. Mengakomodasi
Memberi kesempatan pada orang lain
untuk mengatur strategi pemecahan masalah, khususnya apabila isu tersebut
penting bagi orang lain. Hal ini memungkinkan timbulnya kerjasama dengan
memberi kesempatan pada mereka untuk membuat keputusan. Perawat yang menjadi bagian
dalam konflik dapat mengakomodasikan pihak lain dengan menempatkan kebutuhan
pihak lain di tempat yang pertama.
C. Kompetisi
Gunakan metode ini jika anda
percaya bahwa anda memiliki lebih banyak informasi dan keahlian yang lebih
dibanding yang lainnya atau ketika anda tidak ingin mengkompromikan nilai-nilai
anda. Metode ini mungkin bisa memicu konflik tetapi bisa jadi merupakan metode
yang penting untuk alasan-alasan keamanan.
D. Kompromi atau Negosiasi
Masing-masing memberikan dan
menawarkan sesuatu pada waktu yang bersamaan, saling memberi dan menerima,
serta meminimalkan kekurangan semua pihak yang dapat menguntungkan semua pihak.
E. Memecahkan Masalah atau Kolaborasi
Pemecahan sama-sama menang dimana
individu yang terlibat mempunyai tujuan kerja yang sama. Perlu adanya satu
komitmen dari semua pihak yang terlibat untuk saling mendukung dan saling
memperhatikan satu sama lainnya.
PENUTUP
KESIMPULAN
Konflik dapat diartikan sebagai ketidak setujuan antara dua
atau lebih anggota organisasi atau kelompok dalam organisasi yang timbul karena
mempunyai status, tujuan, nilai-nilai dan persepsi yang berbeda. Dampak yang
timbul akibat konflik dapat menjadi konflik fungsional dan konflik
infungsional. Konflik dikatakan fungsional apabila dampaknya dapat memberi
manfaat atau keuntungan bagi organisasi, sebaliknya disebut infungsional
apabila dampaknya justru merugikan organisasi. Konflik dapat menjadi fungsional
apabila dikelola dan dikendalikan dengan baik.
Penyeselaian dari konflik adalah dengan cara timbulkan dalam
diri masing rasa saling menghormati, menghargai dan rasa toleransi yang
bisa menghindarkan kita dari
permasalahan yang menyebabkan terjadinya suatu konflik.
SARAN
Dalam proses pembelajaran mahasiswa tentunya dituntut untuk
mandiri dalam mempelajari materi di perkuliahan. Namun, tentunya hal tersebut
tidak lepas dari bimbingan para dosen. Maka dari itu diperlukan adanya
pemahaman lebih yang diberikan oleh dosen kepada para mahasiswa di dalam proses
perkuliahan agar kedepannya mahasiswa bisa dapat menerapkan materi pembelajaran
yang telah diajarkan.
DAFTAR PUSTAKA
- http://ratihmilano.blogspot.com/2010/11/teori-konflik-organisasi.html
- www.tnial.mil.id
- http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik
- http://id.shvoong.com
- http://www.pdiperjuangan-jatim.org
- http://lib.atmajaya.ac.id
- http://awaysidik.blogspot.com/p/apa-itu-konflik-contoh-konflik-dan.html
- http://parapepetualangmimpi.blogspot.com/2012/04/konflik-dalam-organisasi-sumber-konflik.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar